GUGUS
PERGI DAN PENGARUH GUGUS TETANGGA
Reaksi substitusi
nukleofilik adalah reaksi yang terjadi antara alkil halida dengan suatu
nukloefil yang menyerang atom karbon pengikat gugus halogen. Reaksi ini
menyebabkan gugus halogen terlepas dari alkil, kemudian aklil akan berikatan
dengan nukleofil. Gugus halogen yang terlepas di sebut gugus pergi.
Gugus
pergi adalah suatu basa yang lemah jika di bandingkan
dengan nukleofil. Sedangkan nukleofil harus memiliki pasangan elektron bebas yg
akan digunakan untuk berikatan dengan karbon menggantikan gugus pergi. Gugus pergi adalah substituen yang terlepas
dari substrat, yang berarti atom atau gugus apa saja yang di geser dari
ikatannya dengan atom karbon. Substrat ini bermuatan netral atau positif.
Sedangkan nukleofil bermuatan netral atau negatif.
Reaksi substitusi
nukleofilik dapat dituliskan dalam 4 macam, persamaan reaksi yaitu :
Nu:- +
R-L → Nu –R
+ L:-
Nu:- +
R-L → Nu+ - R + L:-
Nu:- +
R-L+ → NU – R + L:
Nu:- + R
– L+ → Nu+- R + L:
Keterangan :
Nu : atau Nu:-
adalah nukleofil
L : atau L:-
adalah gugus pergi
Ion atau molekul yang
merupakan basa yang sangat lemah. Seperti I-, Cr-, dan Br- merupakan gugus pergi yang baik. Karena mudah di
lepaskan ikatannya dari atom C substrat. Sedangkan nukleofil yang baik adalah
nukleofil yang bersifat basa kuat.
partisipasi
gugus tetangga
didefinisikan sebagai gugus yang memberikan suatu reaksi intermediate yang baru
pada pusat reaksi. Untuk reaksi substitusi seperti dibawah, X sebagai gugus
tetangga berperan dalam penyerangan nukleofilik intramolekul sehingga
melepaskan Y sebagai gugus pergi, yang kemudian diikuti oleh substitusi
intermolekul.
Hasil
dari partisipasi ini ialah pembentukan produk substitusi dengan konfigurasi
yang berlawanan dengan konfigurasi yang seharusnya terjadi pada SN2, dimana
reaksi SN2 pada umumnya membentuk konfigurasi yang berlawanan dengan substrat.
Dengan adanya partisipasi gugus tetangga, konfigurasi produk sama dengan
substrat.
Atom yang berpartisipasi gugus tetangga :
1. Ikatan
C-C yang ada dalam gugus
2. Atom
oksigen yang ada dalam suatu gugus
3. Atom
nitrogen yang ada dalam suatu gugus
4. Gugus
aril
5. Halogen
Pengukuran kinetika
mungkin jalan terbaik untuk menilai efek dari pastisipasi gugus tetangga. Dengan
mengukur kinetika ini dapat mengetahui kecepatan reaksi suatu senyawa jika di
pengaruhi oleh adanya partisipasi gugus tetangga atau tidak. Hal ini dapat
diketahui dengan membandingkan kecepatan sulvolisis turunan benzena yang di berikan gugus pergi pada posisi orto
atau para yang akan menyerah pusat reaksi. Bisa di contohkan pada kasus
hidrolisis carbophenoxy benzhydryl bromide pada posisi orto dan para.
Kecepatan reaksi
senyawa, saat di reaksikan dengan aseton yang berbagai variasi temperatur.
Memberikan hasil bahwa pada posisi orto senyawa tersebut 90 kali lebih reaktif
dari pada senyawa dengan gugus tetangga yang melekat pada posisi para.
Kereaktifan gugus tetangga pada
posisi orto tidak dapat di jelaskan dengan efek induksi atau efek sterik yang
bekerja berlawanan sehingga efek sterik dan induksi dapat mempengaruhi
kecepatan reaksi karena jarak carbophenoxy berdekatan dengan pusat reaksi.
Kecepatan laju reaksi dapat di jelaskan oleh partisipasi gugus karbophenoxy
yang bereaksi secara intermolekul untuk menstabilkan pusat reaksi. Gugus tetangga dapat
menggunakan pasangan elektronnya untuk berinteraksi dengan sisi belakang atom
karbon yang menjalani substitusi, sehingga mencegah serangan dari nukleofilik,
sehingga nukleofilik hanya dapat bereaksi dengan atom karbon dari sisi depan,
dan produknya mengikuti konfigurasi awal. Atom atau gugus yang dapat meningkatkan laju SN2
melalui partisipasi gugus tetangga ialah nitrogen dalam bentuk amina, oksigen
dalam bentuk karboksilat dan ion alkoksida, dan cincin aromatik. Partisipasi
hanya efektif jika interaksinya membentuk cincin segitiga, lima dan enam.
Pertanyaan
:
1. Mengapa pada gugus pergi tergantung dari kuat atau lemah basa tersebut, jelaskan kenapa pada basa lemah dikatakan gugus pergi yang baik ?
2. Mengapa pada reaksi masuknya gugus
tetangga sebelum mencapai produk terbentuk reaksi intermediet?
3. Pada kondisi apa untuk melihat kapan spesi bersifat asam dan kapan spesi yang bersifat nukleofil dalam reaksi substitusi nukleofilik ?
2
saya akan mencoba menjawab pertanyaan no 1, karena semakin rendah tingkat keelektronegativitas suatu atom / unsur maka semakin mudah atom tersebut terlepas dari gugus. dan apabila semakin tinggi tingkat keelektronegativitasnya maka semakin sukar / sulit lepas. urutan keelektronegativitas yaitu F > Cl > Br >I, dari urutan tersebut menyatakan semakin ke kanan semakin mudah lepas karena tingkat kereaktifannya semakin berkurang.
BalasHapusuntuk melihat spesi bersifat basa dan bersifat nukleofil adalah pada saat kondisi yang sesuai, dimana semua zat yang bersifat basa dapat juga berperan sebagai nukleofil. Begitu juga sebaliknya, semua spesi nukleofil juga dapat bertindak sebagai basa. Hal tersebut dapat terjadi jika kedua spesi baik itu basa atau nukleofil bereaksi dengan tujuan untuk membentuk ikatan sigma baru. Pereaksi tersebut akan bereaksi dengan cara menyumbangkan sepasang elektron yang d kandungnya.
BalasHapusmenanggapi pertanyaan no 1: pada reaksi subtitusi, gugus halida sering disebut sebagai gugus pergi karena sifatnya yang mudah digeser atau digantikan oleh atom lain. dalam suatu deret halida, reaktivitas ion halida akan meningkat dari kiri kekanan yaitu dari ion flourida ke ion iodida. dengan kata lain semakin tinggi reaktivitasnya, maka ion halida tersebut makin mudah digantikan oleh gugus lain.
BalasHapusjawaban pertanyaan no. 1 : Gugus pergi merupakan basa lemah, Reaktivitas: R-I > R-Br > R-Cl >> R-F. Flour merupakan atom yang paling sukar larut karena ia apabila berikatan akan membentuk basah kuat dan keelektronegatifannya paling besar sehingga ia akan lebih menarik elektrok menuju (F) sehingga untuk melepaskannya cukup sukar.
BalasHapusjawaban pertanyaan no. 2 : adanya reaksi intermediet/reakasi transisi ini menandakan bahwa reaksi tersebut sebelum menghasilkan hasil masih ada proses pembentukannya, oleh sebabitu adanya mekanisme Sn2 dalam reaksi.
Karena gugus pergi tersebut merupakan basa lemah danmemiliki keelektronegatifan rendah, dan jika berikatan membentuk senyawa yang memiliki keelektronegatifan tinggi dan pasti sulit untuk melepas.
BalasHapus